Gfr6TUC7BUM9TSd5TfW0BSro
Light Dark
Bayar Rp600 Ribu Naik Delman, Wisatawan di Bandung Kesal. Farhan Geram Siap Turun Tangan

Bayar Rp600 Ribu Naik Delman, Wisatawan di Bandung Kesal. Farhan Geram Siap Turun Tangan

Daftar Isi
×


Wisatawan auto kapok dengan tarif yang selangit

Ini dampaknya bisa bikin wisatawan enggan dateng ke Bandung, dan bikin mereka enggan naik wahana delman lagi saat berwisata. Kalau sampai ini terjadi, bisa merugikan banyak pemilik delman di Bandung.

Pengalaman Wisatawan Bayar Tarif Tak Masuk Akal

Seorang wisatawan asal Tangerang, Kumalasari, membagikan pengalaman tidak menyenangkan saat berlibur di Bandung. Ia harus membayar tarif kuda delman sebesar Rp 600 ribu untuk sekali naik, harga yang dianggap sangat mahal dan membuatnya kapok. Kumalasari mengungkapkan bahwa kejadian itu terjadi pada Juli 2024 lalu saat ia berlibur bersama keluarganya.

"Sebenernya kejadiannya itu bulan Juli tahun lalu, cuma aku baru posting kemarin-kemarin, gak sengaja juga karena berbagi pengalaman naik delman mahal," ujarnya melalui telepon.

Awalnya mereka sepakat membayar Rp150 ribu untuk keliling Kota Bandung dengan tujuan Gedung Sate dari kawasan Jalan Citarum. Namun karena macet pada hari Minggu tersebut, rute dialihkan ke Alun-Alun Bandung.

"Awalnya itu kan di depan hotel aku nginap banyak delman ya... Saya tanya berapa, katanya Rp150 semuanya. Karena kita gak tahu harga ya ya sudah kita naik," jelas Kumalasari.

Perdebatan Tarif Hingga Kapok Naik Delman

Saat tiba kembali di hotel dan hendak membayar ongkos delman tersebutlah masalah muncul. Setelah memberikan uang Rp200 ribu sebagai pembayaran awal dengan niat memberi lebih dari kesepakatan awal, kusir meminta tambahan biaya sebesar Rp400 ribu lagi dengan alasan tarif sebenarnya adalah per orang.

"Kan perjanjian Rp150 ribu, aku kasih Rp200 ribu karena mau lebihin. Terus pas aku kasih bapaknya minta lagi Rp400 ribu... ternyata Rp150ribu per orang kata tukang delmannya," tutur Kumalasari dengan nada kesal.

Enggan memperpanjang argumen demi menjaga suasana liburan tetap nyaman bagi keluarga kecilnya, Kumalasari akhirnya menambah uang sebesar Rp300 ribu kepada kusir meskipun masih belum cukup menurut sang kusir yang bersikeras meminta tambahan hingga total mencapai sekitar Rp600ribu.

"Yasudah kita tambah Rp300ribu jadi total kita bayar Rp500ribu... Kita gak tahu kalau harganya sampai Rp600ribu."

Pengalaman pahit ini membuat Kumalasari kapok dan memastikan dirinya tidak akan lagi menggunakan jasa delman saat mengunjungi Bandung suatu saat nanti. Ia berharap pemerintah dapat mengambil langkah serius dalam menertibkan sistem tarif agar wisatawan tidak dirugikan seperti dirinya.

"Harapannya diperbaiki sistemnya dikasih tahu tarifnya yang jelas berapa... ternyata banyak yang mengalami juga," tutup Kumalasari penuh harap agar kejadian serupa tak terulang bagi wisatawan lain.


Pemerintah Kota Bandung Akan Tertibkan Tarif Delman

Kabar ini viral di medsos dan mendapatkan perhatian dari Pemkot Kota Bandung. Karena jelas praktik seperti ini bisa mencoreng nama baik Kota Bandung sebagai tempat wisata yang ramah.

Pernyataan Wali Kota Farhan Soal Penertiban Delman

Menanggapi viralnya kasus tarif kuda delman yang dinilai terlalu mahal tersebut, Pemerintah Kota Bandung menyatakan akan melakukan penertiban terhadap operasional dan tarif jasa delman agar lebih transparan dan adil bagi wisatawan maupun pengemudi delman sendiri.

Wali Kota Bandung Farhan mengatakan secara terbuka mengenai langkah tegas ini: "Maaf jika terlihat kejam..." ungkap Farhan dalam konferensi pers pada Kamis (17/4/2025).

Pernyataan ini menunjukkan komitmen pemerintah kota untuk memperbaiki tata kelola transportasi tradisional sekaligus melindungi kepentingan masyarakat luas serta pelaku usaha kecil seperti kusir delman.


Upaya Menata Sistem Tarif Agar Lebih Jelas

Farhan menambahkan bahwa pihak pemerintah sedang merancang regulasi khusus terkait standar harga jasa angkutan tradisional termasuk kuda delman supaya tidak ada lagi praktik pengetokan harga atau pungutan liar yang merugikan konsumen maupun penyedia layanan resmi.

Langkah ini juga bertujuan meningkatkan citra pariwisata kota sehingga para wisatawan merasa nyaman tanpa khawatir mengalami hal serupa seperti dialami oleh Kumalasari sebelumnya.

Dengan adanya aturan baku tentang besaran tarif serta mekanisme pengawasan ketat terhadap pelaksanaan operasional jasa angkutan tradisional ini diharapkan dapat menciptakan ekosistem pariwisata yang sehat dan kondusif bagi semua pihak terkait.

0Komentar

Special Ads
Special Ads
Special Ads